Selasa, 25 Juni 2013

KULTUM RAMADHAN

Contoh Ceramah Pada Bulan Ramadhan

By Wahyu hidayah

Contoh Ceramah Pada Bulan Ramadhan bagi anda yang suka dan sering mengisi ceramah atau kultum di bulan ramadhan, kami haturkan beberapa contoh ceramah ramadhan untuk anda sebagai referensi anda nanti saat mengisi ceramah atau kultum di bulan ramadhan :

Ceramah Pada Bulan Ramadhan
HAKIKAT MANUSIA DAN KEMANUSIAAN MENURUT AL-QUR’AN

MUQADDIMAH
Dalam suasana kemajuan sains dan teknologi dewasa ini, masalah hakikat manusia dan kemanusiaan menjadi semakin aktual untuk dikaji. Urgensi kajian ini lebih terasa lagi setelah disadari bahwa pengetahuan kita sendiri tentang hakikat manusia masih sangat terbatas.

Keterbatasan pengetahuan tersebut disebabkan multikompleks-nya permasalahan manusia. Selain itu, manusia adalah satu-satunya makhluk ciptaan Allah yang dihembuskan roh ciptaan Allah ke dalam dirinya. Persoalan roh adalah urusan Tuhan, sementara manusia hanya diberikan seditkit pengetahuan tentang hal itu. Kita hanya mengetahui yang bersifat lahiriah saja, tidak menjangkau hal-hal yang berisifat immaterial dan dimensi spiritual dari manusia.

Oleh karena itu, khutbah kali ini mencoba memberikan jawaban terhadap pertanyaan: Siapa manusia itu? Dan untuk apa manusia diciptakan?

HAKIKAT MANUSIA
Para ahli dari berbagai disiplin ilmu telah mengemukakan jawaban yang bervariasi tentang manusia. Pandangan ahli Ilmu Mantiq (Logika) menyatakan bahwa manusia adalah hewan yang berfikir , ahli Antropologi Budaya mengatakan bahwa manusia adalah makhluk budaya (homo sapiens), Sosiolog berpendapat; manusia adalah makhluk sosial (zoon politicon), kaum agamawan mengatakan manusia adalah makhluk yang senantiasa bergantung kepada kekuatan ‘Supranatural’ yang ada di luar dirinya, dan kaum komunis berpandangan bahwa manusia adalah makhluk biologis dan ekonomis.

Menurut golongan yang terakhir ini, manusia sebagai makhluk biologis, yang diutamakan adalah unsur materi, karena itu Tuhan yang bersifat immaterial (transenden) ditolak eksistensinya dan agama adalah candu masyarakat. Adapaun manusia sebagai makhluk ekonomis (homo economicus) maka faktor kerja dan produksilah yang merupakan hakikat manusia.

Pandangan yang dikemukakan di atas hanya memberikan gambaran sebagian dari potensi dan kemampuan yang dimiliki manusia, dan belum memberikan gambaran secara utuh siapa sesungguhnya yang dimaksud manusia.

Al-Qur’an berbicara tentang manusia dimulai dari QS. al-`Alaq [96], surah yang pertama diturunkan Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. Dalam surah itu, Allah tiga kali menyebut kata al-Ins±n (manusia), yang mencerminkan gambaran umum tentang manusia; pertama, bahwa manusia tercipta dari `alaq (segumpal darah); kedua, bahwa hanya manusia yang dikaruniai ilmu; dan ketiga, bahwa manusia memiliki sifat sombong yang bisa menyebabkan lupa kepada sang Pencipta.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Karakter umum manusia pada surah yang pertama ini diperjelas dan dirinci pada surah-surahyang turun kemudian, seperti QS. al-Muminun [23]: 12-14:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ مِنْ سُلَالَةٍ مِنْ طِينٍ(12)ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِي قَرَارٍ مَكِينٍ(13)ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا الْعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا ءَاخَرَ فَتَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ(14)
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang tersimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging. Kemudia Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain.

Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” Allah sengaja berulangkali mengungkapkan bahwa manusia tercipta dari tanah, air yang memancar di antara tulang sulbi laki-laki dan tulang dada perempuan, dari segumpal darah, dan seterusnya, dengan tujuan untuk mengingatkan manusia atas kelemahan dan kehinaannya, dan agar manusia tidak arogan dan sombong, melebihi kemampuannya. Karena, dari asal kejadian yang bersifat material inilah manusia cenderung berprilaku dan memilki sifat-sifat rendah, antara lain:
i) Melampaui batas, QS. al-`Alaq [96]: 6-7
كلا إن الإنسان ليطغى أن رءاه استغنى
“Ketahuilah! Sesungguhnya manusia benar-benar melampau batas, karena dia melihat dirinya serba cukup”.
ii) Bersifat tergesa-gesa, QS. al-Isr±’ [17]: 11
... وكان الإنسان عجولا
“… dan adalah manusia bersifat tergesa-gesa”. Manusia yang memiliki sifat ini tidak sabar dalam menghadapi sesuatu , ia selalu terburu-buru, ingin cepat-cepat memetik hasil, meskipun itu harus ditempuh dengan jalan yang tidak halal.
iii) Suka berkeluh kesah, QS. al-Ma`±rij [70]: 19
إن الإنسان خلق هلوعا
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir”. Manusia, jika mendapat kesulitan mengeluh, tetapi jika ia mendapat keberuntungan ia bakhil.
iv) Suka membantah, QS. al-Kahfi [18]: 54
... وكان الإنسان أكثر شيئ جدلا
“… dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah”. Manusia terkadang lebih banyak memper-turutkan kehendak hawa nafsunya daripda mengikuti bimbingan wahyu Ilahi, padahal nafsu ammarah itu mendorong manusia berbuat maksiat.
v) Ingkar dan tidak berterima kasih kepada Tuhan, QS. al`Adiyat [100]: 6
إن الإنسان لربه لكنود
“Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya” Nikmat dan anugrah yang diperoleh manusia tidak pernah memberikan kepuasan pada dirinya. Ia tidak mensyukuri nikmat yang diberikan Alah kepadanya, padahal nikmat dan anugrah Ilahi itu tidakternilai banyaknya.
Apabila manusia memperturutkan prilaku dari ayat-ayat tersebut di atas maka ia akan semakin jauh dari hakikat kemanusiaannya.
Al-Qur’an, di samping menunjukkan sifat-sifat kelemahan yang dimiliki manusia, yang dapat meruntuhkan derajat kemanusiaannya ke tempat yang rendah dan tercela, juga menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki potensi dan kemampuan untuk menempati tempat yang tertinggi dan terpuji di antara makhluk ciptaan Allah.
Al-Qur’an memberikan pujian kepada manusia, seperti pernyataan Allah dalam QS. al-T³n [95]: 4
لقد خلقنا الإنسان فى أحسن تقويم
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”.

Kemudian Allah menegaskan kemuliaan makhluk manusia dibanding makhluk-makhluk lainnya, seperti pernyataan Allah dalam QS. al-Isra±’ [17]: 70:
وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِي ءَادَمَ وَحَمَلْنَاهُمْ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى كَثِيرٍ مِمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيلًا(70)

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adan. Kami angkat mereka di daratan dan di lautan. Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”.

Apabila manusia memelihara dan mengembangkan potensi positif yang dimilikinya maka ia akan menemukan jatidirinya.

UNTUK APA MANUSIA DICIPTAKAN?
Manusia diciptakan bukan untuk hidup sekehendaknya, bukan pula untuk makan, hura-hura, dan mencari kebebasan tanpa batas. Tujuan hidup manusia adalah untuk mendapatkan ridha Allah (mardhatillah), sebagaimana pernyataan Allah dalam QS. al-An`am [6]: 162
قل إن صلاتى ونسكى ومحياى ومماتى لله رب العالمين.
“Katakanlah,”Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan Semesta Alam”.
Dalam mencari ridha Allah, manusia diwajibkan untuk menghambakan diri kepada-Nya dalam segala aktivitas yang dilakukannya. Tugas suci inilah yang disebut ibadah dalam pengertianumum dan sekaligus sebagai tujuan diciptakannya manusia. QS. adz-Dzariyat [51]: 56 menyebutkan:
وما خلقت الجن والإنس إلا ليعبدون
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”.
Dalam mengemban tugas pengabdian, manusia diberi peran oleh Allah swt. sebagai khalifah di muka bumi ini. Peran kekhalifahan ini dalam rangka memelihara, melestarikan dan memakmurkan jagad raya ini.
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ
“Dan Dialah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi”. QS. al-An`±m [6]: 165,

KHATIMAH
Hakikat manusia menurut al-Qur’an adalah makhluk ciptaan Allah yang memilki 2 (dua) dimensi; dimensi meterial dan dimensi spiritual. Dengan dimensi material (tanah), manusia dipengaruhi oleh kekuatan alam seperti makhluk-makhluk lain, sehingga ia butuh makan, minum, hubungan seksual, dan sebagainya.

Dimensi ini mengantar manusia ke alam kehidupan yang kurang bermakna, cenderung menjadi makhluk yang amat aniaya, ingkar nikmat, banyak membangkang, tidak sabar, dan bersifat keluh-kesah. Sebaliknya, dengan dimensi spiritual (roh) , manusia diantar untuk cenderung kepada keindahan, kebenaran, pengorbanan, kesetiaan, penghambaan kepada Allah, dan sebagainya. Dimensi ini membawa manusia kepada suatu realitas mengaktualkan posisinya sebagai `abid (hamba) dan khalifah menuju kepada Yang Maha Sempurna.

Dengan memenuhi kebutuhan hidup manusia berdasarkan pada kedua dimensi tersebut sesuai dengan petunjuk Ilahi, maka manusia akan menemukan hakikat kemanusiaannya.

DIMENSI TAUHID DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Manusia terdiri dari dua dimensi, yaitu jasmani dan ruhani, raga dan jiwa, atau badan dan ruh. Kedua unsur tersebut memiliki peranan yang sangat penting bagi keberadaan dan kehidupan manusia. Namun demikian, dalam tasawuf ruh mempunyai kelebihan tersendiri dibanding dengan badan, karena ruh diyakini memiliki unsur ketuhanan. Menurut para sufi, materi ruh manusia berasal dari ruh Tuhan sendiri, sesuai dengan firman Allah yang terdapat pada QS. al-¦ijr [15]: 29, sebagai berikut:

فإذا سويته ونفهت فيه من روحى .....
“Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh-Ku…” (QS. al-¦ijr [15]: 29).

Pada awal dari eksistensinya, ruh berada di alam azali, yaitu suatu alam yang merupakan awal keberadaan. Pada saat ini ruh berada bersama dengan Tuhan Sang Pencipta dengan segala sifat-sifat kebaikan-Nya. Sebagai Yang Maha Pencipta, Ia juga bersifat Maha Suci, yang artinya tiada sesuatu yang merupakan noda ada pada-Nya. Sementara itu, karena bersama dengan Tuhan Yang Maha Suci, maka mestilah ruh juga berada dalam kesucian. Artinya bahwa ketika itu ruh hanya mengenal Tuhan dan sifat-sifat yang dimiliki. Tidak ada sesuatu yang diketahui selain Tuhan. Sehingga seluruh perhatian ruh hanya tertuju kepada Tuhan dan tidak kepada yang lainnya.

Inilah kebahagiaan, kedamaian, dan kenikmatan yang dirasakannya ketika berada bersama dengan Tuhan Yang Maha Suci. Pada fase ini semua ruh mengakui dan telah bersaksi bahwa hanya Allah semata yang menjadi Tuhan mereka. Tak satupun dari ruh-ruh itu yang mengatakan adanya Tuhan yang lain atau yang mengakui dirinya tak bertuhan. Semua sepakat bahwa Allah adalah Tuhan mereka Yang Esa. Ikrar para ruh itu telah diabadikan dalam al-Qur’an pada surah al-A`r±f [7]: 172, sebagai berikut:
...وأشهدهم على أنفسهم ألست بربكم قالوا بلى شهدنا ....
“… dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): Bukankah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau adalah Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (QS. al-A`r±f [7]: 172).

Pada saat tahap selanjutnya dari keberadaan yang dilalui tiba, ruh harus meninggalkan alam azali untuk ditiupkan ke dalam janin yang berada dalam rahim atau kandungan seorang wanita. Kemudian, setelah sampai waktunya, lahirlah ia ke alam dunia yang merupakan fase ketiga dari kehidupannya. Inilah fase terpenting dari keberadaannya. Sebab pada tahap inilah, ruh akan ditentukan bagaimana kehidupan yang akan dialami pada fase-fase yang akan datang.

Di alam dunia ini, ruh yang telah masuk ke dalam badan manusia mendapatkan kesempatan untuk mengekspresikan diri dengan memotifasi jasmani dalam melakukan tindakan-tindakan yang terpuji agar ia mendapat pahala dari kebaikannya, atau sebaliknya justru berbuat yang tidak baik dan melanggar aturan Ilahi, sehingga kelak akan mendapat balasan yang setimpal, baik pada waktu berada di dunia maupun di alam selanjutnya.

Sejak keberadaannya di alam dunia, ruh mulai mengenal materi-materi di sekitarnya selain Tuhan. Pada pengenalannya itu, ia mengetahui bahwa sebagian dari benda-benda tersebut dapat memberikan kenikmatan atau kesenangan pada jasmaninya.

Pada tahap ini semua ruh kemungkinan besar akan terpesona dan terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat keduniawian tersebut, sehingga ia terperosok untuk hanya memikirkan dan menikmati kesenangan duniawi. Hal ini pada giliran selanjutnya akan menyebabkan ruh melalaikan Tuhannya dan perhatiannya hanya terpusat pada materi yang membawa kesenangan jasmani.

Kondisi seperti ini, dalam ajaran tasawuf disebut ruh yang telah terkotori oleh kenikmatan duniawi. Keadaan tersebut akan mengakibatkan ia berada jauh dari Tuhan Yang Maha Suci. Ia tidak lagi dapat mendekatkan diri disebabkan kotoran duniawi yang menjadi perhatiannya.

Ketika seseorang akan memeluk Islam, secara sadar ia diwajibkan mengucapkan ikrar syahadat. Pada dasarnya syahadat yang pertama (Syahadat Tauhid) yang berisi kesaksian kepada Tuhan Yang Esa adalah untuk mengingatkan kembali pada janji yang telah dibuat pada masa azali.

Syahadat itu seolah-olah merupakan suatu teguran yang bila diungkap akan menjadi pertanyaan mengapa yang telah berjanji untuk bertuhan hanya kepada Allah, kini ia dapat mengakui pula selain Dia sebagai tujuan ibadah, tempat minta tolong, tempat mencari berkah, dan lain sebagainya.

Selain itu, ikrar tersebut juga untuk mengingatkan ruh manusia bahwa ia pada masa itu adalah dalam keadaan suci, yaitu hanya kepada Tuhan semata pusat perhatiannya tertuju, dan bukannya kepada kesenangan serta kenikmatan duniawi seperti saat berada di dunia, yang telah membawanya lupa akan asal dan tempat kembali kelak.

Dengan Syahadat Tauhid, ruh telah diajak untuk kembali kepada keadaan semula, yaitu dalam kesucian. Ikrar tersebut dimaksudkan untuk memotivasi ruh agai ia dapat memusatkan kembali perhatiannya kepada Tuhan, dan tidak hanya tertuju kepada benda-benda duniawi yang tidak langgeng.

Syahadat Tauhid juga merupakan peringatan bahwa tujuan jangka panjang dari kehidupan manusia adalah bersatu bersama dengan Tuhan. Dalam teori sufisme kebersamaan dengan Allah itu dapat mengambil bentuk Ittihad dan Hulul. Yaitu bersatunya ruh bersama dengan Tuhan. Peristiwa ini merupakan suatu kenikmatan dan kebahagiaan yang luar biasa bagi ruh. Dalam suasana demikian, ruh sebenarnya kembali kepada keadaan semula seperti ketika berada pada alam azali dahulu.

Ruh akan dapat berada dalam suasana Ittihad atau Hulul, bila ia dapat mensucikan dirinya dari segala kotoran duniawi terlebih dahulu. Ia harus memisahkan dirinya dari segala sesuatu yang berhubungan dengan masalah yang bersifat materi.

Yang ada dalam perhatiannya hanya Tuhan, dan Ia semata yang menjadi pusat tujuan, sehingga yang lain terasa seolah menjadi tidak ada. Inilah tingkat atau suasana pembersihan jiwa, atau yang dikenal dengan tazkiyatun nafs. Tuhan itu Maha Suci.

Tidak mungkin sesuatu dapat berada bersama dengan-Nya, kecuali bila ia dalam keadaan suci pula. Karena untuk bersama dengan Allah, ruh mesti mensucikan diri terlebih dahulu dari hal-hal yang tidak baik dan kotoran duniawi. Bila upaya ini berhasil, maka ruh manusia akan menjadi bersih, suci, dan berada dalam ketenangan dan kedamaian.

Ketika itu layaklah ruh untuk kembali kepada Tuhan, sebagaimana ajakan yang diungkapkan dalam QS. al-Fajr [89]: 27-28, sebagai berikut:
ياأيتها النفس المطمئنة. ارجعى إلى ربك راضية مرضية.
“Wahai jiwa (ruh) yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan tulus dan diridhai”. (QS. al-Fajr [89]: 27-28).
Wallohu a'lamu bishowab
mg bermanfaat Amiin

Senin, 24 Juni 2013

KEAJAIBAN ANGKA 7 DALAM AL QUR'AN


Ayat Pertama dan Ayat Terakhir

 Diantara keajaiban angka tujuh adalah bahwa seluruh ….

Diantara keajaiban angka tujuh adalah bahwa seluruh ayat pertama dan ayat terakhir dalam Quran adalah tujuh kata!
Dan seluruh kata yang pertama dan terakhir dalam surat yang ada dalam Al-Qur'an adalah 49 yang merupakan kelipatan tujuh!!!! Ayat pertama

adalah bismillahirrahmanirrahim (dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang) 4 kata, dan ayat terakhir minal jinnati wannas (dan dari godaan jin dan manusia) 3 kata, totalnya adalah 4+3 = 7. Adapun awal surat adalah Al-Fatihah terdapat di dalamnya 29 kata dan akhir surat yaitu An-Naas terdapat di dalamnya 20 kata, jadi totalnya adalah 29+20 = 49 = 7 × 7 . Subhannallah (Maha suci Allah..)
Wallohu a'lamu bishowab
mg bermanfaat
AMIIN

MU'JIZAT MENYEBUT ASMA ALLOH

MU'JIZAT MENYEBUT ASMA ALLOH

By wahyu hidayah
Pernahkah kita menghitung-hitung berapa kali kita membaca lafadz Allah dalam setiap hari?Dan apakah anda merasakan manfaat dari melafadzkan Allah tersebut? Bias-biasa saja? Atau barangkali ketenangan batin atau hal yang lainnya?




Ternyata saat kita membaca lafadz Allah tersebut, sebenarnya tanpa kita sadari ada banyak manfaat yang dapat kita petik. Bahkan oleh seseorang yang belum atau tidak mengenal Islam sekalipun. Artikel berikut ini saya dapatkan melalui majalah Nurul Hayat edisi November 2009. Semoga membawa inspirasi bagi kita akan kebesaran dan kekuasaan Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dengan sebaik-baiknya.

Seorang profesor dalam bidang psikologi yang berasal dari negeri Belanda menemukan efek yang mengagumkan dari mengulang-ulang kata atau lafadz Allah. Van der Hoven nama guru besar tersebut. Seorang spesialis di bidang kejiwaan dari negeri Belanda. Ia mengumumkan penemuan barunya yang didasarkan pada riset ilmiah tentang efek positif dari membaca Al-Qur’an dan mengulang-ulang lafadz Allah baik terhadap pasien (orang sakit) ataupun efek terhadap orang-orang sehat. Profesor Vander Hoven menguatkan penemuannya yang dibuktikan secara empiris dengan melakukan rangkaian studi dan penelitian terhadap banyak pasien selama kurang lebih 3 tahun.

Sebuah surat kabar Arab Saudi, Al Watan, melaporkan bahwa psikolog tersebut, sebagaimana juga dikutip oleh beberapa media lain, mengatakan bahwa orang-orang muslim yang bisa membaca Arab dan terbiasa membaca Al-Qur’an dapat melindungi dirinya sendiri dari penyakit mental dan penyakit-penyakit yang ada hubungannya dengan kondisi psikologis (psychological diseases). Dalam laporan ilmiahnya ia menjelaskan bagaimana setiap huruf dlm kata Allah itu dpt menyembuhkan berbagai gangguan psikologis. Dalam risetnya tersebut dia menunjukkan bahwa huruf pertama dalam lafadz Allah, yakni huruf A (Alif), dapat melonggarkan (melancarkan) pada sistem pernafasan manusia (human respiratory system). Lafadz A tersebut juga dapat mengontrol sistem pernafasan pernafasan (breathing controls)

Vander Hoven menambahkan juga bahwa pengucapan huruf konsonan L (Lam), dengan metode Arab, yaitu dengan cara lidah disentuhkan dengan ringan pada bagian rahang atas yang akan mendatangkan jeda (istirahat) dan berulang-ulang mendatangkan jeda yang sama, berpengaruh positif dengan memberikan efek relaksasi pada kondisi psikologis manusia .Juga, pengucapan huruf terakhir, yakni huruf H dapat menghubungkan dua bagian yaitu antara organ paru-paru dan organ jantung. Hubungan antara kedua organ ini memberikan efek positif dengan memperbaiki system denyut jantung (heart beat).Ilmuwan itu juga mengembangkan penelitiannya dengan mengamati pengaruh pengucapan kata “Allah” dari berbagai aspek, termasuk interaksi dalam syaraf-syaraf pasien saat menyebutkan kata “Allah” tersebut. Setiap reaksi fisik pasca pengucapan kata “Allah”, dicatat serta disusun Hoven. Bahkan mimik si pasien pun diamati dengan seksama. Adakalanya diperbandingkan antara sebelum lancar mengucapkan dan sesudah lafadz tersebut fasih (reflek) diucapkan

.Penelitiannya memang sangat kompleks, meskipun hanya berkaitan dengan persoalan pengucapan kata “Allah” dalam hubungannya dengan metode penyembuhan dan terapi kesehatan lain. Metode riset dan analisis ilmiah seperti yang diterapkan pada dunia akademis, diaplikasikannya di dalam penelitian itu. Bagaimana respon kalangan ilmuwan dengan hasil penelitian tersebut? Ternyata para pakar medis pun terkejut dengan hasil riset ini. Bagaimana Van der Hoten yang adalah seorang profesor non Muslim tersebut sampai pada tertarik untuk melakukan penelitian dan eksperimen melalui pengucapan kata “Allah” ini.Rupanya Hoven banyak memperoleh inspirasi dari Alquran, yakni ketika ia sering mendengarkan orang-orang Muslim membaca Alquran, di mana kata “Allah” menjadi kata yang seringkali muncul dalam bacaan tersebut.

Lalu kata ini digunakan untuk subyek penelitian utamanya Van Hoven. Dengan hasil penelitian tersebut ternyata membuka kesempatan untuk dilakukannya penelitian lanjutan tentang pengaruh pengucapan lafadz Allah terhadap kesehatan manusia. Bahkan peneliti di luar Belanda, ikut menyelidikinya untuk semakin meyakinkan hasil penelitian Hoven. Misalkan, bagaimana korelasi penyebutan setiap huruf dari kata “Allah” terhadap sinyal-sinyal yang menuju organ-organ tertentu di dalam tubuh manusia.Sementara itu banyak di kalangan orang Islam yang karena mendengar hasil penelitian tersebut, akhirnya meningkatkan aktivitas mereka dalam penyebutan kata “Allah”. Misalkan ketika mendapat gangguan fisik karena pengaruh keadaan kejiwaan yang tidak sehat.Demikianlah, Allah telah menggambarkan salah satu bentuk kekuasaan-Nya.
Dan diakui atau tidak, hal tersebut telah membuktikan bahwa Islam betul-betul menjadi agama yang menawarkan rahmat bagi seluruh alam. Allah pun telah berfirman:Akan Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kamidi segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi merekabahwa Al-Qur’an ini adalah benar (QS. 42:53)

============================================

Iman yang teguh tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus di cari di bina dan perkuat agar selalu Istiqomah.cara yang terbaik ialah menyampaikan, mengucapkan secara langsung hal-hal yang menyangkut kekuasaan,keagungan kemuliaan Allah, membaca Kitabullah; mengkajinya , mentadabburi makna dan hukum-hukumnya, mengkaji sunnah Nabi صلى الله عليه وسلم dan mengaetahui rician syariat darinya Mohon share kepada Saudara-saudara kita yang lain

Wallohu a'lamu bishowab,,
mg bermanfaat

MANFAAT WUDHU SECARA MEDIS


By wahyu hidayah

Manfaat wudhu secara medis

Sebuah studi baru menegaskan bahwa bilasan ke mulut dengan air ….

Sebuah studi baru menegaskan bahwa bilasan ke mulut dengan air dapat melindungi mulut dari penyakit gusi dan peradangan, gigi berlubang, memperkuat otot-otot mulut, wajah dan melindunginya dari infeksi saluran pernafasan. Adapun ketika mencuci hidung dan menghirup air  ke dalamnya mampu menyelamatkannya dari bakteri yang terdapat di dalamnya. Bahkan orang-orang yang memelihara wudhu dengan baik, akan mampu melindungi hidungnya sehingga bebas dari bakteri. Dan ini akan melindungi hidung dari berbagai penyakit dan mencegah bakteri bergerak ke sistem pernafasan. Dapaun ketika membasuk wajah akan membuat wajah tampak segar dan penuh vitalitas dan melindunginya dari kuman dan debu. Allah berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat dan mensucikan diri” (Al-Baqarah: 222].
 
Berbagai studi lainnya juga menegaskan bahwa mencuci muka dapat membersihkan mata dari debu dan kuman.Dan melindunginya dari
Berbagai infeksi. Begitu pula dengan mencuci tangan akan menghapus sisa-sisa keringat yang terdapat di permukaan kulit dan membuka pori-pori kulit sehingga dapat bernapas dengan baik. Ditambah lagi dapat menghapus lemak dan minyak yang terdapat pada kulit wajah dan tangan oleh adanya sekresi kulit. Dan ini tercermin secara positif pada kondisi tubuh yang sehat, nabi saw bersabda:
إِسْبَاغُ الْوُضُوْءِ شَطْرُ الإِيْمَانِ
“Menyempurnakan wudhu adalah bagian dari Iman” (Muslim)
 
Para Dokter juga mengatakan bahwa mencuci kaki dengan cara diusap dengan baik akan melindungi kulit dari infeksi dari kotoran kaki dan berbagai penyakit kulit yang terdapat di tempat itu. Begitupula dengan mencuci muka, tangan dan kaki    dengan cara diusap pada bagian-bagian tersebut akan mampu merevitalisasi aliran darah di pembuluh darah, dan ini tercermin pada kondisi psikologis orang yang beriman sehingga dapat menambah ketentraman dan ketenangan, dan menyingkirkan berbagai penyakit
emosi  psikologis yang buruk. Nabi saw bersabda:
مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ
“Barangsiapa berqudhu dengan baik maka akan keluarlah dossa-dosa dari tubuhnya sampai ada yang keluar dari bawah kukunya”. (Muslim)
Wallohu a'lamu bishowab

Minggu, 23 Juni 2013

HIKMAH MENGINGAT KEMATIAN

 by wahyu hidayah

Hikmah Mengingat Kematian

h


Pada postingan kali ini  mengajak shobat semua untuk menelaah sebuah arti hidup dan mati.Hidup kita di dunia adalah sebuah jembatan menuju kea lam akhirat sebagai akhir destination setiap manusia.tetapi tak jarang dari kita menjadi terlena dan terbuai oleh dunia yang fana ini seolah olah kita akan hidup selamanya.hidup kita dihabiskan hanya untuk mencari kepuasan dunia hingga tak jarang kita melakukan segalanya tanpa meghiraukan halal dan haram.untuk itu hendakanya kita sadar bahawa Setiap yang hidup pasti akan mati, yang ada pasti akan tiada, semuanya akan kembali pada asalnya, yaitu TIDAK ADA, yang ada hanyalah dzat yang maha ada, yaitu Allah s.w.t.. Kemudian Dia akan membangkitkan kembali seluruh manusia, mulai dari umat nabi Adam a.s. sampai umatnya nabi Muhammad s.a.w. untuk mempertanggung jawabkan segala urusannya waktu di dunia, yang beruntung pasti akan masuk surga, dan yang celaka pasti akan masuk neraka. Allah s.w.t. berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ. وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ.فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ . وَمَا الْحَيَوٰةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتٰعُ الْغُرُورِ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Ali Imran: 185 ﴿

Alangkah bijaknya jika kita senatiasa mengingat kematian agar hati senantiasa kusyu dan ingat akan Allah swt,yang meberikan kita kenikmatan hidup dan dunia sebagai lading akhirat nanti,coba kita renungi hadist nabi yang berbunyi:

Nabi Muhammad s.a.w. bersabda:
أَكْثِرُوْا مِنْ ذِكْرِ الْمَوْتِ فَإِنَّهُ يُمَحِّصُ الذُّنُوْبَ وَيُزَهِّدُ فِي الدُّنْيَا
“Perbanyaklah mengingat mati, karena mengingatnya sungguh dapat mengahapus dosa dan menjadikan zuhud pada dunia”. (R.H. Ibnu Abi al-Dunya)
Dan sabdanya:
أَكْثِرُوْا ذِكْرَ هَاذِمِ الْلَذَّاتِ) يعني الْمَوْتَ
“Perbanyaklah mengingat sesuatu yang dapat memusnahkan rasa nikmat, yaitu mati”. (Al-Tirmdzi & Ibnu Majah)

Kita tidak akan pernah tahu secara pasti, apa yang akan kita kerjakan hari esok dan di bumi sebelah mana kita akan mati , karena kematian merupakan salah satu rahasia Allah s.w.t. tidak ada satupun yang dapat mendeteksinya, alat secanggih apapun tidak akan pernah mampu untuk mendeteksinya, supaya kita selalu mempersiapkan diri untuk mendapatkan giliran kembali kepada-Nya. Dari bumi kita diciptakan dan kepadanya suatu saat akan dikembalikan   Allah s.w.t. berfirman:

وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوْتُ   
“Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorangpun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Luqman: 34)
مِنْهَا خَلَقْنَاكُمْ وَفِيْهَا نُعِيْدُكُمْ وَمِنْهَا نُخْرِجُكُمْ تَارَةً أُخْرَى
 “Dari bumi (tanah) itulah Kami menjadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan daripadanya Kami akan mengeluarkan kamu pada kali yang lain”. (Thaahaa: 55 ﴿

Rasulullah s.a.w. ditanya tentang manusia yang paling bahagia, Rasulpun menjawab:(Paling bahagia manusia adalah yang paling banyak mengingat mati dan yang mempersiapkan diri untuknya, merekalah manusia yang paling bahagia, mereka pergi dengan kemuliaan dunia dan kemuliaan akhirat). Riwayat Imam Ahmad.  Umar bin Abdul Aziz pernah mengumpulkan para ulama untuk membahas kematian dan kiamat, kemudian semuanya menangis seakan-akan di depan mereka ada janazah.
Al-syaikh Amin Kurdi dalam kitabnya Tanwiru al-Qulub mengatakan:

Mengingat kematian, akan mulia sebab tiga perkara:
  • Tidak pernah menunda-nunda untuk bertaubat.
  • Hati yang qana’ah, menerima semua yang diberikan Allah s.w.t.
  • Semangat untuk beribadah.
Dan melupakan kematian, akan disiksa sebab tiga perkara:
  • Selalu menunda-nunda untuk bertaubat.
  • Tidak pernah merasa cukup dengan pemberian Allah s.w.t.
  • Malas untuk beribadah.
Nabi Muhammad s.a.w. bersabda: ( Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah s.w.t. sebelum ajal menjemput kalian,  dan cepatlah beramal baik sebelum kalian dimandikan, sambunglah antara kalian dan Tuhan kalian dengan memperbanyak mengingat mati dan memperbanyak shadakah, baik secara diam-diam ataupun terang-terangan, maka kalian akan dilimpahkan rezki, ditolong dan dikuatkan). Riwayat Ibnu Majah.

Wallohu a'lamu bishowab
mg bermanfaat amiin

CARA BERHUBUNGAN INTIM MENURUT AGAMA ISLAM

Cara Berhubungan Intim Menurut Agama Islam

BY wahyu hidayah

Cara Berhubungan Intim Menurut Agama Islam - Perihal hubungan seksual (bercinta), Rasulullah SAW memberi petunjuk yang sangat sempurna, beralas etika dan estetika Rabbaniyah (ketuhanan). Bercinta tidak saja untuk menyehatkan jiwa, namun juga memberi kepuasan serta kenikmatan jiwa. Pitutur Rasulullah SAW tentang bercinta (senggama) adalah nasehat paripurna, utamanya demi menjaga kesehatan tubuh, mental, dan spiritual, berikut mewujudkan tujuan bersenggama itu sendiri. Diantara tujuan hubungan seksual menurut ajaran Islam ialah:

Cara Berhubungan Intim Menurut Agama Islam
Cara Berhubungan Intim Menurut Agama Islam
Cara Berhubungan Intim Menurut Agama Islam
  1. Melahirkan dan menjaga kelangsungan keturunan. Dengan kelahiran putra-putri buah senggama, nantinya diharapkan akan lahir generasi penerus bagi keluarga dan kommunitas serta kesinambungan suatu bangsa;
  2. Mengeluarkan air (sperma) berdampak positif bagi tubuh. Sebab apabila iar sperma dibiarkan mengendap di dalm tubuh tanpa disalurkan ke ladang tempat bercocok tanam (fitrah penyaluran), akan berdampak buruk bagi tubuh maupun mental seseorang;
  3. Media untuk menyalurkan hajat, guna merengkuh kenikmatan surga duniawi. Bedanya, bersenggama di dunia bisa melahirkan anak, sedang di surga keabadian tidak akan membuahkan anak, semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan baik, sesuai dengan etika dan estetika, serta aturan luhur yang selaras dengan nilai-niilai ajaran Islam.
Etika Sebelum Bercinta
Ajaran Islam mengajarkan etika senggama, yang harus dipahami setiap Muslim. Ada banyak ayat al-Quaran dan Sunnah Nabi yang menuturkan masalah etika bercinta ini. Karenanya, sebelum bercinta, setiap Muslim harus memperhatikan etika (adab) dan prasyarat bersenggama sebagai berikut:
Pertama, Tidak Menolak Ajakan Bercinta. Secara tabiat maupun fitrah, para lelaki lebih agresif, tidak memiliki energi kesabaran, serta kurang bisa menahan diri dalam urusan making love ini. Sebaliknya, para wanita cenderung bersikap pasif, pemalu, dan kuat menahan diri.

Oleh sebab itu, diharuskan bagi wanita menerima dan mematuhi ajakan suami untuk bercinta. Dalam sebuah hadis dituturkan, Rasulullah SAW bersabda: Jika seorang istri dipanggil oleh suaminya karena hajat biologisnya, maka hendaknya segera datang, meski dirinya sedang sibuk (HR Turmudzi). Ajaran Islam tidak membenarkan perilaku para istri yang menolak ajakan suami mereka untuk bercinta.

Dalam sebuah hadis riwayat Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda: Allah melaknat wanita yang menunda-nunda, yaitu seorang istri ketika diajak suaminya ke tempat tidur, tetapi ia berkata, ‘nanti dulu’, sehingga suaminya tidur sendirian (HR Khatib). Dalam hadis lain dituturkan: Jika suami mengajak tidur istrinya, lalu sang istri menolak, yang menyebabkan sang suami marah kepadanya, maka malaikat akan melaknat istri tersebut sampai pagi tiba (HR Bukhari dan Muslim).

Kedua, Bersih dan Suci. Haid adalah penyakit bulanan yang tidak suci, wanita yang sedang haid berarti tidak suci. Karenanya, para suami yang istri mereka sedang mengalami datang bulan dilarang mensetubuhinya selama waktu haid. Manakala darah haid sudah berhenti, maka wajibbagi wanita membersihkan tubuhnya dengan air.

Kemudian mengambil ‘secuil’ kapas atau kain, lalu melumurinya dengan kasturi atau bahan pewangi lainnya yang beraroma semerbak menawan, kemudian membilas bagian tubuh yang terlumuri darah saat haid, sehingga tidak ada lagi bau tak sedap pada tubuh sang wanita.

Dalam sebuah riwayat dari Aisyah Ra dituturkan, suatu hari, ada seorang wanita bertanya kepada Rasulullah SAW, tentang cara bersuci (membersihkan diri) sehabis datang bulan. Rasulullah SAW bertutur kepada wanita tersebut: Ambillah bahan pewangi dari kasturi. Bersihkan dirimu dengannya.

Wanita itu bertanya: Bagaimana caraku membersihkan tubuh? Rasulullah SAW menjawab: Bersihkan tubuhmu dari noda haid. Wanita itu bertanya lagi: Bagaimana caranya? Rasulullah SAW menjawab: Subhanallah, bersihkan dirimu! Aisyah Ra melanjutkan penuturannya: Aku lantas membisiki wanita itu, ‘Bilas tubuhmu yang terlumuri darah haidmu dengan pewangi kasturi’ (HR Bukhari).

Allah Azza wa Jalla juga menyatakan di dalam firman-Nya, bahwa syarat untuk melakukan hubungan badan ialah harus dalam kondisi suci. Kesucian tubuh dari ‘penyakit’ haid adalah demi mewujudkan seks sehat, sebagaimana firman-Nya: Mereka bertanya kepadamu tentang haid.

Katakanlah. Haid itu adalah kotoran (penyakit). Oleh sebab itu, hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS. al-Baqarah/2: 222).
Rasulullah SAW juga mengingatkan kepada para suami, agar tidak menyetubuhi istri mereka dalam keadaan nifas dan haid.

Dalam sebuah hadis Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang bersenggama dengan wanita yang sedang haid, atau menyetubuhi wanita dari dubur (lubang anus)-nya, atau mendatangiparanormal (ahli tenung), dan mempercayai ramalannya, Maka sejatinya ia telah kufur (ingkar) dengan apa-apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW (HR Abu Daud). Dalam riwayat lain dituturkan, Rasulullah SAW bersabda: Datangilah istrimu dari arah depan atau dari arah belakang, tetapi awas (jangan menyetubuhi) pada dubur dan (jangan pula) dalam keadaan haid (HR Akhmad dan Tirmidzi).

Lain daripada itu, selain harus suci – tidak haid dan nifas – pasangan Muslim harus bersih-bersih diri sebelum bercinta, agar tubuh mereka bersih dan percintaan yang dilakukan sehat.

Ketiga, Bercinta Sesuai Aturan Syariat. Salah satu tujuan making love (bercinta) adalah untuk melahirkan keturunan. Dan proses kelahiran hanya terjadi manakala terjadi pembuahan sperma laki-laki dan perempuan dalam rahim. Karenanya, bercinta harus dilakukan dengan cara yang benar, yatitu melalui tempat yang semustinya, bukan melalui anus (dubur) maupun lisan (oral sex) – sebagaimana yang jamak dilakukan orang-orang yang memiliki kelainan seksual, serta orang yang tidak paham niali-nilai agama.

 Lain daripada itu, bersenggama tidak sesuai aturan sama halnya menafikan kehormatan wanita yang disetubuhinya. Dan cara seperti itu mustahil bisa melahirkan keturunan. Ajaran Islammemberi syarat, bahwa senggama harus ditempatkan pada tempat yang semustinya, yaitu vagina wanita, bukan melalui anus (dubur) atau mulut wanita (seks oral). Sebab percintaan yang dilampiaskan pada tempat selain vagina, mustahil dapat membuahkan keturunan. Oleh sebab itu, Allah Azza wa Jalla berfirman: Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki (QS. al-Baqarah/2: 223).

Keempat, Berhias Diri. Diantara syarat bercinta ialah masing-masing pasangan – suami istri – harus berhias diri untuk menyenangkan dan menggairahkan percintaan yang hendak dilakukan. Diantara cara berhias diri dalam bercinta adalah:
Mambagusi bagian tubuh, yang merupakan lima organ fitrah, sebagaimana dituturkan Rasulullah SAW: Lima hal yang termasuk fitrah (sesuci), yakni mencukur kumis, mencukur bulu ketiak, memotong kuku, mencukur bulu kemaluan, dan khitan.

Menggunakan wewangian, yang paling utama adalah kasturi. Dalam sebuah riwayat dituturkan, bahwa tatkala seorang sahabat yang memberitahu Rasulullah SAW tentang adanya seorang wanita yang memerciki cincinnya dengan kasturi, Rasulullah SAW bersabda: Kasturi adalah sebaik-baik wewangian.
Memakai celak, dan jenis celak terbaik ialah yang terbuat dari bahan itsmid. Abdullah bin Abbas meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:

Sesungguhnya sebaik-baik celak kalian adalah yang terbuat dari bahan itsmid. Ia dapat menajamkan penglihatan, serta menumbuhkan rambut. Al-Qur’an juga mengisyaratkan anjuran berhias diri bagi kaum wanita, sebagaimana firman-Nya: Orang-orang yang meninggal dunia diantaramu dengan meninggalkan isteri-isteri (hendaklah para isteri itu) menangguhkan dirinya (ber-’iddah) empat bulan sepuluh hari.

Kemudian apabila telah habis ‘iddahnya, maka tiada dosa bagimu (para wali) membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut. (QS. al-Baqarah/2: 234) Sayyid Qutub dalam tafsirnya menjelaskan, bahwa redaksi al-Qur’an membiarkan mereka berbuat terhadap diri mereka menurut yang patut adalah bukti otentik, dibolehkannya bagi kaum wanita untuk berhias diri, hal mana yang demikian itu dilakukan dengan tujuan agar datang lelaki meminangnya.

Kelima, Berdoa. Diantara etika seks dalam Islam ialah membaca doa sebelum melakukan persetubuhan. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Abdullah bin Abbas dituturkan, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Jika salah seorang diantara kalian hendak mencampuri istrinya, maka hendaknya sebelum senggama membaca doa: Bismillah, Allahumma jannibnaa asy-syaithan, wa jannib asy-syaithana ma ruziqnaa (Dengan menyebut nama Allah. Ya Allah jauhkanlah kami dari Setan.

Dan jauhkan setan dari apa-apa yang Engkau karuniakan kepada kami (anak keturunan). Dengan memanjatkan doa, diharapkan anak yang lahir dari buah percintaan tidak goyah diperdaya setan, akan tetapi serta selalu dekat kepada Allah. (Cara Berhubungan Intim )

Keenam, Mencari tempat bercinta yang nyaman dan merahasiakan apa yang terjadi diantara suami istri pada waktu bercinta. Diantara syarat bercinta dalam Islam ialah mencari tempat yang nyaman dan merahasiakan apa yang terjadi pada saat bercinta, baik istri maupun suami, tidak diperkenankan menceritakan ‘geliat’ percintaan yang dilakukannya kepada orang lain.

Dalam sebuah hadis riwayat Abu Said Khudri, ia menuturkan, Rasulullah SAW bersabda: Selazimnya bagi kaum lelaki diantara kalian yang hendak memenuhi hajat biologisnya, mencari tempat yang nayaman, jauh dari hiruk pikuk keluarganya, dan menutup pintu rapat-rapat, serta mengenakan sehelai kain, barulah bercinta (bersetubuh).

Kemudian apabila telah selesai bercinta, hendaknya tidak menceritakan hubungan badannya kepada orang lain. Selazimnya bagi kaum wanita diantara kalian, yang hendak memenuhi hajat biologis, mencari tempat yang nyaman, menutup pintu rapat-rapat, dan mengenakan sehelai kain untuk menutup tubuhnya. Dan jika selesai memuaskan dahaga cinta, hendaknya tidak menceritakan hubungan intimnya kepada yang lain.

Salah seorang wanita berujar: Demi Allah, wahai utusan Allah, kebanyakan daripada kaum wanita menceritakan apa yang mereka alami saat senggama kepada yang lain, serta jamak melakukan percintaan di tempat terbuka. Rasulullah SAW berkata tegas. Janganlah kalian melakukan hal seperti itu – menceritakan sesuatu saat senggama dan bersetubuh di tempat terbuka, serta bertelanjang bulat.

Sebab perbuatan seperti itu, sama persisnya dengan perbuatan setan pria bertemu dengan setan wanita di tengah jalan, lalu bersetubuh di tempat terbuka, setelah setan pria selesai melampiaskan dahaga seksnya, lantas meninggalkan si wanita begitu saja. Rasulullah SAW juga meyerukan untuk mengenakan kain saat bercinta, sebagaimana sabdanya: Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla adalah maha lembut, maha malu, maha menutup diri. Dia mencintai rasa malu dan menutup aurat. Menutup aurat, tidak saja dalam ‘laku’ kehidupan di ruang publik, tetapi juga saat bercinta.

Ketujuh, Tidak bercinta saat melakukan iktikaf atau sedang dalam kondisi berihram. Orang yang sedang menjalankan iktikaf di masjid tidak boleh bersenggama, demikian pula orang yang sedang berihram, juga tidak boleh bercampur dengan pasangannya, sebagaimana diwartakan al-Qur’an: Janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka jangnlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa (QS. al-Baqarah/2: 187). Usman bin Affan meriwayatkan, bahwasanya Rasulullah SAW bertutur: Orang yang sedang melaksanakan ibadah Ihram tidak boleh bersenggama, maupun menikah atau melamar (HR Muslim). Dalam riwayat Turmudzi disebut dengan redaksi: Saat berihram dilarang bersetubuh.

Kedelapan, tidak bercinta dengan istri yang sedang datang bulan (haid). Ajaran Islam melarang pasangan suami istri bercinta saat sang istri sedang datang bulan. Sebab haid adalah penyakit, dikhawatirkan bayi yang lahir dari buah senggama pada kondisi seperti itu akan tidak sempurna (cacat). Allah menjelaskan dalam al-Qur’an: Mereka bertanya kepadamu tentang haid. Katakanlah: “Haid itu adalah kotoran”. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid; dan janganlah kamu mendekati mereke, sebelum mereka suci.

Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan meyukai orang-orang yang mensucikan diri (QS. al-Baqarah/2: 222). Ajaran Islam juga melarang suami menggauli istrinya ketika dalam keadaan nifas – usai melahirkan. Alasannya jelas, bahwa bercinta dalam ajaran Islam adalah termasuk laku ibadah, karenanya harus dilakukan pada waktu kondisi baik. ( Cara Berhubungan Intim Menurut Islam )

Kesembilan, memperhatikan kondisi fisik. Waktu yang paling tepat untuk melakukan hubungan badan adalah saat kondisi fisik dalam keadaan fit (segar bugar), yakni pencernaan makanan lancar, tensi tubuh seimbang antara panas dan dingin, kondisi perut tidak kenyang dan tidak lapar. Sebab bersenggama dalam keadaan tubuh tidak fit, pencernaan makanan tidak lancar, tensi tubuh terlalu panas maupun terlalu dingin, perut terlalu lapar maupun kenyang, akan membuat hububgan badan kehilangan maknanya, dan tidak bisa dinikmati bahkan melahirkan madharat (mara bahaya).

Bersenggama dalam keadaan perut lapar lebih berbahaya ketimbang perut dalam keadaan kenyang. Lain daripada itu, tidak akan bisa merengkuhi nikmat senggama, lebih-lebih memberi kepuasan seksual kepada pasangan hidup. Rasulullah SAW bersabda: Jika seseorang diantara kamu bersenggama dengan istrinya, hendaklah ia lakukan dengan penuh kesungguhan.

Kemudian, kalau ia telah menyelesaikan kebutuhannya sebelum istri mendapatkan kepuasan, maka janganlah ia buru-buru mencabut (kemaluannya), sampai istrinya menemukan kepuasan (HR Abdul Razaq). Demikian artikel tentang Cara Berhubungan Intim Menurut Islam semoga bermanfaat

Wallohu a'lamu bishowab

HIDUP SEHAT ALA ROSULULLOH SAW

Hidup Sehat ala Rasulullah SAW Nabi Muhammad

BY wahyu hidayah

Hidup Sehat ala Rasulullah SAW Nabi Muhammad Rupanya tanpa kita sadari, dalam makanan yang kita makan sehari-hari, kita tak boleh sembarangan. Hal inilah penyebab terjadinya berbagai penyakit antara lain penyakit kencing manis, lumpuh, sakit jantung, keracunan makanan dan lain2 penyakit. Apabila anda telah mengetahui ilmu ini, tolonglah ajarkan kepada yg lainnya.

Hidup Sehat ala Rasulullah SAW Nabi Muhammad

Hidup Sehat ala Rasulullah SAW Nabi Muhammad


Ini pun adalah Diet Rasullulah SAW kita juga. Ustaz Abdullah Mahmood mengungkapkan, Rasullulah tak pernah sakit perut sepanjang hayatnya karena pandai menjaga makanannya sehari-hari. Insya Allah kalau anda ikut diet Rasullullah ini, anda takkan menderita sakit perut ataupun keracunan makanan.

* Jangan makan SUSU bersama DAGING
* Jangan makan DAGING bersama IKAN
* Jangan makan IKAN bersama SUSU
* Jangan makan AYAM bersama SUSU
* Jangan makan IKAN bersama TELUR
* Jangan makan IKAN bersama DAUN SALAD
* Jangan makan SUSU bersama CUKA
* Jangan makan BUAH bersama SUSU CTH :- KOKTEL

Cara Makan :

1. JANGAN MAKAN BUAH SETELAH MAKAN NASI, SEBALIKNYA MAKANLAH BUAH TERLEBIH DAHULU, BARU MAKAN NASI.
2. TIDUR 1 JAM SETELAH MAKAN TENGAH HARI. Dengan syarat agar kita bisa bangun untuk sholat malam.
3. JANGAN SESEKALI TINGGAL MAKAN MALAM . BARANG SIAPA YG TINGGAL MAKAN MALAM DIA AKAN DIMAKAN USIA DAN KOLESTEROL DALAM BADAN AKAN BERGANDA.

Nampak memang sulit.. tapi, kalau tak percaya… cobalah… Pengaruhnya tidak dalam jangka pendek…. Akan berpengaruh bila kita sudah tua nanti. Dalam kitab juga melarang kita makan makanan darat bercampur dengan makanan laut. Nabi pernah mencegah kita makan ikan bersama ayam. karena akan cepat mendapat penyakit. Ini terbukti oleh ilmuwan yang menemukan bahwa dalam daging ayam mengandung ion+ sedangkan dalam ikan mengandung ion-, jika dalam makanan kita ayam bercampur dengan ikan maka akan terjadi reaksi biokimia yang akan dapat merusak usus kita.

Di bawah ini adalah tips hidup sehat ala Rasulullah :

1. SELALU BANGUN SEBELUM SUBUH
Rasul selalu mengajak ummatnya untuk bangun sebelum subuh, melaksanakan sholat sunah dan sholat Fardhu,sholat subuh berjamaah. Hal ini memberi hikmah yg mendalam antara lain :
- Berlimpah pahala dari Allah
- Kesegaran udara subuh yg bagus utk kesehatan/ terapi penyakit TB
- Memperkuat pikiran dan menyehatkan perasaan.

2. AKTIF MENJAGA KEBERSIHAN
Rasul selalu senantiasa rapi & bersih, tiap hari kamis atau Jumaat beliau mencuci rambut-rambut halus di pipi, selalu memotong kuku, bersisir dan berminyak wangi. “Mandi pada hari Jumaat adalah wajib bagi setiap orang-orang dewasa. Demikian pula menggosok gigi dan memakai harum-haruman” (HR Muslim)

3.TIDAK PERNAH BANYAK MAKAN
Sabda Rasul :“Kami adalah sebuah kaum yang tidak makan sebelum lapar dan bila kami makan tidak terlalu banyak (tidak sampai kekenyangan)”(Muttafaq Alaih)
Dalam tubuh manusia ada 3 ruang untuk 3 benda :
Sepertiga untuk udara, sepertiga untuk air dan sepertiga lainnya untuk makanan.Bahkan ada satu tarbiyyah khusus bagi ummat Islam dengan adanya Puasa Ramadhan untuk menyeimbangkan kesehatan.

4. GEMAR BERJALAN KAKI
Rasul selalu berjalan kaki ke Masjid, Pasar, medan jihad, mengunjungi rumah sahabat, dan sebagainya. Dengan berjalan kaki, keringat akan mengalir,pori-pori terbuka dan peredaran darah akan berjalan lancar. Ini penting untuk mencegah penyakit jantung.

5. TIDAK PEMARAH
Nasihat Rasulullah : “Jangan Marah”diulangi sampai 3 kali. Ini menunjukkan hakikat kesehatan dan kekuatan Muslim bukanlah terletak pada jasadiyah belaka, tetapi lebih jauh yaitu dilandasi oleh kebersihan dan kesehatan jiwa. Ada terapi yang tepat untuk menahan marah :

- Mengubah posisi ketika marah, bila berdiri maka duduk, dan bila duduk maka berbaring
- Membaca Ta ‘awwudz, karena marah itu dari Syaithon
- Segeralah berwudhu
- Sholat 2 Rokaat untuk meraih ketenangan dan menghilangkan kegundahan hati.

6. OPTIMIS DAN TIDAK PUTUS ASA
Sikap optimis akan memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi kelapangan jiwa sehingga tetap sabar, istiqomah dan bekerja keras, serta tawakal kepada Allah SWT.

7. TAK PERNAH IRI HATI
Untuk menjaga stabilitas hati & kesehatan jiwa, mentalitas maka menjauhi iri hati merupakan tindakan preventif yang sangat tepat.

Para pakar kesehatan menyatakan bahwa udara sepertiga malam terakhir sangat kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain, sehingga sangat bermanfaat untuk optimalisasi metabolisme tubuh. Hal ini jelas sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktivitasnya selama seharian penuh.

Contohlah Rasulullah, yang setiap subuh selalu mendapat asupan udara segar. Beliau bangun sebelum subuh dan melaksanakan qiyamul lail. Biasanya orang yang memulai kehidupan di pagi hari dengan bangun subuh, akan menjalani hari dengan penuh semangat dan optimisme. Berbeda dengan orang yang tidak bangun di subuh hari, biasanya lebih mudah terserang rasamalas untuk beraktivitas.

Untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya pada pagi hari, Rasulullah SAW biasa memakai siwak. Siwak mengandung flour yang sangat bermanfaat dalam menjaga kesehatan gigi dan gusi. Mulut dan gigi merupakan organ tubuh yang sangat berperan dalam konsumsi makanan. Apabila mulut dan gigi sakit, maka biasanya proses konsumsi makanan menjadi terganggu.

Rasulullah saw membuka menu sarapannya dengan air dingin yang dicampur dengan madu. Dalam Al Qur’an, madu merupakan syifaa (obat) yang diungkapkan dengan isim nakiroh, menunjukkan arti umum dan menyeluruh. Pada dasarnya madu bisa menjadi obat atas berbagai penyakit. Madu berfungsi untuk membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, dan menyembuhkan sembelit, wasir, luka bakar, dan peradangan.

Tujuh butir kurma ajwa (matang) menjadi kebiasaan Rasulullah saw menjelang siang. Beliau pernah bersabda, “Barang siapa yang makan tujuh butir kurma, maka akan terlindungi dari racun.” Hal ini terbukti ketika seorang wanita Yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah pada sebuah percobaan pembunuhan di perang Khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Sementara itu Bisyir ibu al Barra’, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut akhirnya meninggal, tetapi Rasulullah saw selamat dari racun tersebut. Rahasianya adalah tujuh butir kurma yang biasa dikonsumsi Rasulullah saw.

Menjelang sore hari, menu Rasulullah biasanya adalah cuka dan minyak zaitun. Tentu saja tidak hanya cuka dan minyak zaitun, tetapi dikonsumsi dengan makanan pokok seperti roti. Manfaatnya banyak sekali, diantara mencegah lemah tulang, kepikunan, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol, dan melancarkan pencernaan.
Di malam hari, menu utama makan malam Rasulullah adalah sayur- sayuran. Secara umum, sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu menguatkan daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit.

Setelah makan malam Rasulullah tidak langsung tidur. Beliau beraktivitas
terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan mudah dicerna. Caranya bisa juga dengan shalat. Rasulullah saw bersabda: “Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah dan shalat, serta janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat membuat hati kalian menjadi keras.”

Artikel diatas diambil dari buku Panduan Diet Ala Rasulullah yang ditulis oleh Indra Kusumah SKL, S.Psi. Buku ini mengulas tentang pola makan Rasulullah saw sehari-hari, adab makan Rasulullah, makanan kesukaan Rasulullah serta khasiatnya, makanan dan minuman yang kurang disukai Rasulullah saw, makanan dan minuman yang dilarang Rasulullah, dan lain sebagainya.

Panduan Diet Ala Rasulullah mencoba menggabungkan unsur keteladanan diet ala Rasulullahdengan pengetahuan ilmiah. Buku ini diterbitkan oleh Qultum Media.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga sangat berguna untuk kehidupan sehari-hari kita semua dalam menjalani kehidupan di dunia ini.

Wallohu a'lamu bishowab

MACAM MACAM PENYAKIT HATI YG BERBAHAYA

8 Macam Penyakit Hati Yang Berbahaya

BY Wahyu hidayah

Berbagai Macam Penyakit Hati Yang Berbahaya Penyakit kanker, diabetes, jantung , liver dan HIV memang jenis-jenis penyakit yang berbahaya, namun penyakit tubuh manusia tersebut tak lebih berbahaya dari penyakit yang menimpa hati manusia, karena dampak penyakit hati lebih besar dalam proses kehidupan diri sendiri dan bermasyarakat dari lingkup terkecil hingga kelingkup yang luas. Ada sebuah ungkapan “ Dalam tubuh manusia ada segumpal darah, biladarah itu sakit maka sakit pula seluruh tubuh, segumpal darah tersebut adalah hati “ Adapun penyakit-penyakit tersebut adalah sebagai berikut :

Berbagai Macam Penyakit Hati Yang Berbahaya

8 Macam Penyakit Hati Yang Berbahaya

Berbagai Macam Penyakit Hati Yang Berbahaya


1. Kebimbangan atau Keraguan
Bila seseorang mempunyai rasa bimbang dalam kehidupannya niscaya dia akan banyak mengalami kegagalan-kegagalan dalam meraih cita-citanya. Sebuah Negara bila mempunyai seorang pemimpin yang “bimbang” niscaya Negara terbut tidak akan maju, bahkan bisa jadi bahan permainan bangsa lain karena sifat bimbang pemimpinnya dalam menentukan kebijakannya.

2. Ingin dipuji oleh manusia dalam per­buatan kebaikan
Berbuat baik baik dengan tujuan semata hanya ingin dipuji oleh orang lain adalah sebuah perbuatan yang hina, betapa tidak terkadang suatu ketika dia berbuat baik namun tidak mendapat pujian atas perbuatannya maka dia akan mengungkit-ungkit segala kebaikannya tersebut. Kasus-kasus semacam ini dapat kita lihat pada masa-masa pemilu yang lalu, dimana ada seorang caleg yang gagal lolos terpilih menjadi anggota DPR mengambil kembali segala bentuk kebaikannya yang berupa bangunan-bangunan. Seorang pemimpin suatu Negara bilamempunyai sifat semacam ini akan cenderung “tebar pesona “daripada benar-benar bekerja untuk rakyatnya.

3. Angkuh terhadap sesama manusia
Angkuh dan sombong dalam berbicara dan berperilaku adalah perbuatan yang akan merugikan dirinya sendiri, musuhnya lebih banyak daripada teman-teman yang menyukainya.

4. Kikir Pelit
Letak keadilan Tuhan adalah adanya seseorang yang berhasil dan sukses dalam mengumpulkan harta dan adapula yang gagal dalam mengumpulkan harta. Dengan kesuksesan seseorang tersebut diwajibkan untuk membagikan sebagaian kekayaannya kepada orang miskinsebagai wujud kehidupan bermasyarakat yang benar sesuai kehendak Tuhan.

5. Iri hati dan dengki
Orang yang iri hati akan cenderung tidak tenteram hatinya, karena setiap harinya selalu diisi dengan rasa benci terhadap keberhasilan orang lain yang tidak dia dapatkan. Sifat iri dan dengki ini juga bisa berakibat fatal bagi masyarakat umum karena akan timbul saling fitnah antar sesama.

6. Curang
Perbuatan curang merupakan perbuatan yang akan mengakibatkan seseorang berbuat korupsi baik dari sekala kecil hingga sekala besar. Kecurangan seorang pedagang yang mengurangi jumlah barang dagangannya dengan mensiasati timbangan, kecurangan seorang pejabat yang memark-up sebuah proyek pemerintah sehingga uang masuk sakunya dan lain-lain.

7. Cinta akan dunia dan sangat ingin mem­pertahankan nya
Tuhan tidak melarang umatnya hidup kaya raya, namun Tuhan melarang hidup berlebihan dan terlalu cinta dunia. Orang yang cinta dunia sifat sosial kemasyarakatannya cenderung akan berkurang karena merasa harta dunia adalah segala-galanya. Sehingga tidak sadar suatu sa’at dia meninggalkan hartanya atau hartanya yang meninggalkan dia untuk selamanya.

8. Panjang angan-angan
Panjang angan-angan akan menyebabkan seseoran menjadi malas dan juga menyebabkan selalu menunda tobat. Perbuatan judi, mengadu nasib lewat undian adalah salah satu perbuatan orang yang panjang angan-angan, dia berharap dengan judi bisa menjadi kaya mendadak tanpa harus bekerja keras. Itulah coretan dihari jumat ini, semoga kita semua teerbebas dari sebuah penyakit yang amat berbahaya bagi kehidupan kita.

Wallohu a'lamu bishowab
mg bermanfaat